PRINSIP
DASAR PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN UMUM
Created by :
ISTIQAMAH
SARDI NMA
NIM
: PO.76.3.02.14.1.017
KEBIDANAN
JURUSAN
DIII KEBIDANAN ANGKATAN 2014
POLITEHNIK
KESEHATAN KEMENKES MAMUJU 2016 / 2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PRINSIP
DASAR PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN UMUM “ ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum
sempurna. Untuk itu kami meminta kritik maupun saran bagi para pembaca agar
perbaikan-perbaikan dapat dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Mamuju , 17 Mei 2016
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar belakang 1
b.
Rumusan masalah 1
c.
Tujuan
2
d.
Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
a. Respon cepat terhadap kegawat
daruratan 3
b.
Penanganan
dasar dan awal kegawat daruratan 5
c.
Pencegahan,
penentuan dan penanganan syok 6
d.
Penanganan
anjut kegawat daruratan 7
e.
tanda
dan gejala kegawat daruratan 10
f.
Tanda
dan gejala kegawat daruratan 11
g.
cara
merujuk cepat, tepat dan aman 11
BAB II PENUTUP
a.
Kesimpulan 14
b.
Saran 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kegawatdaruratan
adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali
merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan, 2011). Kurang lebih sekitar 160 juta
perempuan di seluruh dunia hamil setiap tahunnya. Pada umumnya kehamilan ini
berlangsung dengan aman. Tetapi, sekitar 1554 menderita komplikasi berat,
dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi
ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Kematian
ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam
waktu 42 hari setelah sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada
tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu
adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah
kematian ibu dalam 1.000.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminka risiko
obstetri yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut
hamil beberapa kali, risikonya meningkat dan digambarkan sebagai risiko
kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu pribabilitas menjadi hamil dan
probabilitas kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi.
Kegawatdaruratan
dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamatkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
Kegawatdaruratan
obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam
kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran.Terdapat sekian
banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan
bayinya (Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana respon
cepat terhadap suatu kegawatdaruratan ?
2. Bagaimana penanganan
dasar kegawatdaruratan ?
3. Bagaimana Penanganan
awal kegawatdaruratan ?
4. Bagaimana
Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok ?
5. Bagaimana
Penanganan lanjut kegawatdaruratan ?
6. Bagaimana Tanda
dan Gejala Kegawatdaruratan ?
7. Bagaimana cara
merujuk secara cepat, tepat, dan aman ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
respon cepat terhadap suatu kegawatdaruratan.
2. Untuk mengetahui
penanganan dasar kegawatdaruratan.
3. Untuk mengetahui Penanganan
awal kegawatdaruratan.
4. Untuk mengetahui
Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
5. Untuk mengetahui
Penanganan lanjut kegawatdaruratan.
6. Untuk mengetahui
Tanda dan Gejala Kegawatdaruratan.
7. Untuk mengetahui
cara merujuk secara cepat, tepat, dan aman.
D. Manfaat
1. Mahasiswa
dapat mengetahui respon cepat terhadap suatu kegawatdaruratan.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui penanganan dasar kegawatdaruratan.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui Penanganan awal kegawatdaruratan.
4. Mahasiswa
dapat mengetahui Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
5. Mahasiswa
dapat mengetahui Penanganan lanjut kegawatdaruratan.
6. Mahasiswa
dapat mengetahui Tanda dan Gejala Kegawatdaruratan.
7. Mahasiswa
dapat mengetahui cara merujuk secara cepat, tepat, dan aman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Respon cepat terhadap suatu kegawatdaruratan.
Jika seorang
ibu usia subur mengeluhkan masalahnya, kaji secara cepat kondisinya untuk
menetapkan derajat kesakitannya.
KAJI
|
TANDA
BAHAYA
|
PERTIMBANGAN
|
jalan
napas dan pernapasan
|
perhatikan
adanya :
·
Sianosis (kebiruan)
·
Distress (pernapasan)
periksa :
·
Kulit : pucat
·
Paru-paru : ronchi dan wheezing
|
·
Anemia berat
·
Gagal jantung
·
Pneumonia
·
Asma
|
Sirkulasi (tanda syok)
|
Periksa :
· kulit:
dingin dan lembab
· denyut
nadi : cepat(110 atau lebih) dan lemah
tekanan darah : rendah (sistolik kurang dari 90mmHg)
|
Syok
|
perdarahan pervaginam (pada awal atau akhir
kehamilan)
|
Tanyakan apakah :
· hamil;
usia kehamilan
· baru
saja melahirkan
· plasenta
dilahirkan
Periksa :
· vulva:
banyaknya perdarahan, retensi plasenta, robekan yang nyata
· uterus
: atonia
· kandung
kemih ; penuh
Pada tahap ini jangan
lakukan periksa dalam
|
Aborsi, kehamilan
ektopik,
kehamilan
mola, absurpsio plasenta, ruptur uterus,
plasenta
previa, atonia uterus, robekan serviks dan vagina, retensio plasenta,nversi
uterus.
|
tidak sadar atau konvulsi
|
tanyakan apakah :
hamil;
usia kehamilan
periksa :
· tekanan
darah; tinggi(diastolik 90 mmHg atau lebih)
· suhu
: 38ºC atau lebih
|
· eklamsi
· malaria
· epilepsi
· tetanus
|
demam yang membahayakan
|
Tanyakan apakah :
· lemah;letargi
· berkemih
sering dan nyeri
Periksa :
· suhu; 38ºC
atau lebih
· tidak
sadar
· leher;kaku
· paru-paru;
pernapasan
dangkal
konsolidas
· abdomen :
nyeri tekan hebat
· vulva :
rabas purulen
· payudara ;
nyeri tekan
|
· malaria
· metritis
· abses
pelvik
· peritonitis
· infeksi
payudara
· komplikasi
aborsi
· pneumonia
·
infeksi saluran berkemih
|
nyeri abdomen
|
tanyakan apakah :
· hamil:
usia kehamilan
P periksa :
· tekanan
darah rendah (sistolik 90 mmHg)
· denyut
nadi : cepat (110 atau lebih)
· suhu;
38ºC atau lebih
· uterus;
status kehamilan
|
· kista
ovarium
· apendistis
· kehamilan
ektopik
· kemungkinan
persalinan term atau preterm
· amnionitis
· absurpsio
plasenta
· ruptur
uterus
|
B. Prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan
Dalam
menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama (diagnosa) dan
tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang tidak
panik, walaupun suasana keluarga pasien ataupun pengantarnya mungkin dalam
kepanikan.Semuanya dilakukan dengan cepat, cermat, dan terarah.Walaupun
prosedur pemeriksaan dan pertolongan dilakukan dengan cepat, prinsip komunikasi
dan hubungan antara dokter-pasien dalam menerima dan menangani pasien harus
tetap diperhatikan.
1. Menghormati hak pasien
Setiap
pasien harus diperlakukan dengan rasa hormat, tanpa memandang status sosial dan
ekonominya.Dalam hal ini petugas harus memahami dan peka bahwa dalam situasi
dan kondisi gawatdarurat perasaan cemas, ketakutan, dan keprihatinan adalah
wajar bagi setiap manusia dan kelurga yang mengalaminya.
2. Gentleness
Dalam
melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap langkah harus
dilakukan dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa
rasa sakit atau kurang enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan
atau memerikan pengobatan, tetapo prosedur akan dilakukan selembut mungkin
sehingga perasaan kurang enak itu diupayakan sesedikit mungkin.
3. Komunikatif
Petugas
kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat yang
tepat, mudah dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat. Dalam
melakukan pemeriksaan, petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien apa
yang akan diperikssssa dan apa yang diharapkan. Apabila hasil pemeriksaan
normal atau kondisi pasien sudah stabil,upaya untuk memastikan hal itu harus
dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien sangatlah penting.
4. Hak Pasien
Hak-hak
pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent, hak
pasien untuk menolak pengobatan yang akan diberikan dan kerahasiaan status
medik pasien.
5. Dukungan Keluarga (Family Support)
Dukungan
keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas kesehatan
harus mengupayakan hal itu antara lain dengan senantiasa memberikan penjelasan
kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien, peka akan masalah kelurga yang
berkaitan dengan keterbatasan keuangan, keterbatasan transportasi, dan
sebagainya.
Dalam
kondisi tertentu, prinsip-prinsip tersebut dapat dinomorduakan, misalnya apa
bila pasien dalam keadaan syok, dan petugas kesehatan kebetulan hanya
sendirian, maka tidak mungkin untuk meminta informed consent kepada keluarga
pasien. Prosedur untuk menyelamatkan jiwa pasien harus dilakukan walaupun
keluarga pasien belum diberi informasi.
C. Penanganan dasar dan awal kegawatdaruratan
Dalam
menatalaksanakan kegawatdaruratan hal yang harus dilakukan :
1.
Tetap tenang, berpikir secara logis dan fokuskan pada
kebutuhan ibu
2.
Jangan meninggalkan ibu sendirian.
3.
Laksanakan tanggung jawab hindari kebingungan dengan
menunjuk orang lain untuk bertanggung jawab.
4.
Berteriak minta bantuan. Minta satu orang untuk
mencari bantuan dan satu orang lainnya untuk mendapatkan peralatan dan
kesediaan barang kegawatdaruratan (misal:tabung oksigen, dan alat
kegawatdaruratan lainnya).
5.
Jika ibu tidak sadar. Kaji jalan napas, pernapasan dan
sirkulasinya.
6.
Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai terapi
walaupun tidak ada tanda syok, tetap kirkan tentang syok saat mengevaluasi ibu
lebih lanjut karna statusnya dapat memburuk dengan cepat.
7.
Atur posisi ibu berbaring miring kiri dengan
meninggikan kakinya. Longgarkan pakaian yang ketat.
8.
Bicara pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan
tentang apa yang terjadi dan gejala yang dialami.
9.
Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi
pemeriksaan TTV dan warna kulit.
D. Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
Syok adalah
kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif.Kemudian diikuti perfusi
jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik
selular.Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk mengantisipasi
kemungkinan syok.Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk menentukan
adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik, kardiogenik,
neurogenik, atau septik syok).(Bruner & Suddarth,2002).
Syok adalah
kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah yang melalui
tubuh.Ada kegagalan sistem peredaran darah untuk mempertahankan aliran darah
yang memadai sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke organ vital
terhambat.Kondisi ini juga mengganggu ginjal sehingga membatasi pembuangan llimbah
dari tubuh.
Syok menunjukkan perfusi jaringan yang tidak adekuat. Hasil akhirnya berupa
lemahnya aliran darah yang merupakan petunjuk yang umum, walaupun ada
bermacam-macam penyebab. Syok dihasilkan oleh disfungsi empat sistem yang
terpisah namun saling berkaitan yaitu ; jantung, volume darah, resistensi
arteriol (beban akhir), dan kapasitas vena. Jika salah satu faktor ini kacau
dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok.
Awalnya tekanan darah arteri mungkin normal sebagai kompensasi peningkatan isi
sekuncup dan curah jantung. Jika syok berlanjut, curah jantung menurun dan
vasokontriksi perifer meningkat.
1.
Pencegahan
syok.
Pencegahan syok dilakukan agar kondisi pasien tidak
menjadi dalam keadaan yang lebih parah lagi.
Sebelum melakukan pertolongan harus diingat bahwa tidak jarang anda
memasuki keadaan yang berbahaya. Selain resiko dari infeksi anda juga dapat
menjadi korban jika tidak memperhatikan kondisi sekitar pada saat melakukan
pertolongan. Ingatlah prioritas keamanan pada saat
memasuki daerah tugas :
a.
Keamanan anda
Nampaknya egoistis, namun kenyataan adalah
bahwa keamanan diri sendiri merupakan prioritas utama. Mengapa ? Karena bagaimana kita akan dapat melakukan
pertolongan jika kondisi kita sendiri berada dalam bahaya. Akan merupakan hal
yang ironis seandainya kita bermaksud menolong tetapi karena tidak
memperhatikan situasi kita sendiri yang terjerumus dalam bahaya.
b.
Keamanan lingkungan
Ingat rumus do no further
harm karena ini meliputi juga lingkungan sekitar penderita yang belum
terkena cidera. Sebagai contoh adalah saat mendekati mobil yang sudah mengalami
kecelakaan, dan keluar asap. Ingatkan dengan segera para penonton untuk
cepat-cepat menyingkir karena ada bahaya ledakan/api
c.
Keamanan penderita
Betapapun ironisnya, tetapi prioritas
terakhir adalah penderita sendiri, karena penderita ini sudah cidera sejak
awal. Apapun yang dilakukan pada penderita ingatlah untuk do no further
harm
Curigai atau antisipasi kejadian syok jika terdapat kondisi berikut ini:
ü Perdarahan
pada kehamilan muda
ü Perdarahan
pada kehamilan lanjut atau pada saat persalinan
ü Perdarahan
pascasalin
ü Infeksi
berat (seperti pada abortus septik, korioamnionitis, metritis)
ü Kejadian
trauma
ü Gagal
jantung
2. Penentuan syok.
Kondisi berikut dapat menyebabkan terjadiya syok :
1. Dehidrasi
(syok hipovolemik)
2. Serangan
jantung (syok kardiogenik)
3. Gagal
jantung (syok kardiogenik)
4. Trauma atau
cedera berat
5. Infeksi
(syok septik)
6. Reaksi
alergi (syok anafilaktik)
7. Cedera
tulang belakang (syok neurogenik)
8. Sindroma
syok toksik.
3. Penanganan syok
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan mempertahankan
suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus
segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal. Segera berikan
pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas (A = air
way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. Pernafasan (B
= breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan
pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C = circulation) pada
syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik,
dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila
perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau
obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer. Segera menghentikan
perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat, yang juga bisa
merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus dicari dan
ditanggulangi. Penanganannya meliputi:
a. Tatalaksana Umum
·
Carilah bantuan tenaga kesehatan lain.
·
Pastikan jalan napas bebas dan berikan oksigen.
·
Miringkan ibu ke kiri.
·
Hangatkan ibu.
·
Pasang infus intravena (2 jalur bila mungkin) dengan
menggunakan
·
jarum terbesar (no. 16 atau 18 atau ukuran terbesar
yang tersedia).
·
Berikan cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat) sebanyak 1 liter
·
dengan cepat (15-20 menit).
·
Pasang kateter urin (kateter Folley) untuk memantau
jumlah urin yang keluar.
·
Lanjutkan pemberian cairan sampai 2 liter dalam 1 jam
pertama, atau hingga 3 liter dalam 2-3 jam (pantau kondisi ibu dan tanda
vital).
·
Cari penyebab syok dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang lebih lengkap secara simultan, kemudian beri tatalaksana yang tepat
sesuai penyebab.
Uraian gejala dan
tanda berbagai tipe syok
TIPE SYOK PENYEBAB
RESPON TERHADAP
Tipe Syok
|
Penyebab
|
Respon Terhadap Pemberian Cairan
|
Hipovolemik
|
- Perdarahan
- Muntah
- Diare
- Dehidrasi
|
Berespon
|
Kardiogenik
|
- Penyakit jantung iskemik
- Gangguan irama jantung berat
memburuk
- Kelainan katup jantung
|
Tidak berespon atau kondisi
|
Distributif
|
- Syok sepsis
- Syok anafilaktik
- Syok neurogenik
|
Berespon
|
Obstruktif
|
- Tamponade jantung
- Pneumotoraks tension berespon
|
Dapat berespon atau tidak
|
·
Pantau tanda vital dan kondisi ibu setiap 15 menit.
·
Bila ibu sesak dan pipi membengkak, turunkan kecepatan
infus menjadi 0,5 ml/menit (8-14.
Tetes/menit), pantau keseimbangan cairan.
E. Penanganan lanjut kegawatdaruratan
Penanganan
kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim medis yang
menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang
terlatih untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan
Prinsip penanganan
kasus kegawatdaruratan
a. Pastikan
jalan napas bebas
b. Pemberian
oksigen
c. Pemberian
cairan intravena
d. Pemberian
tranfusi darah
e. Pasang
kateter kandung kemih
f. Pemberian
antibiotika
g. Obat
pengurang rasa nyeri
h. Penanganan masalah
utama
i.
Rujukan
F. Tanda dan gejala kegawat daruratan.
Jika terdapat keadaan kondisi
seperti berikut maka dapat mengindikasikan adanya kegawat daruratan :
1. Gelisah,
bingung, penurunan kesadaran
2. Nadi >100
kali/menit, lemah
3. Tekanan
darah sistolik <90 mmHg
4. Pucat
5. Kulit dingin
dan lembab
6. Pernapasan
>30 kali/menit
7. Pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali tidak terbentuk air kemih. Jumlah
urin <30 ml/jam
8. Bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
9. Nyeri dada
10. Linglung
11. Pusing
12. Pingsan
G. Cara merujuk cepat, tepat dan aman.
rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif,
pragmatif, dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal yang paripurna dari komprehensif bagi masyarakat yang
membutuhkan terutama ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan
berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat dicapai peningkatan derajat
kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada (Depkes RI. 2006)
Kondisi bagaimana pasien harus dirujuk ? dirujuk jika fasilitas kesehatan
setempat tidak memadai dan jika penangan tidak mengalami perubahan atau kondisi
pasien menjadi semakin buruk. Maka, korban dirujuk segera. sebelum merujuk maka
yang yarus dilakukan adalah mempersiapkan Penderita yang biasa disingkat BAKSOKUDA
yang diartikan sebgai berikut :
1. BIDAN, Pastikan bahwa ibu dan/atau
bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten dan memiliki
kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir
untuk dibawa ke fasilitas rujukan
2. ALAT, Bawa perlengkapan dan
bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung
suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan.Perlengkapan dan
bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.
3.
KELUARGA, Beri
tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa
ibu dan/atau bayi perlu dirujuk.Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya
rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu
dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
4.
SURAT, Berikan
surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu
dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil
pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru
lahir.Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.
5.
OBAT, Bawa
obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan
mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
6.
KENDARAAN, Siapkan
kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup
nyaman.Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik
untuk.mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
7.
UANG, Ingatkan
pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli
obat-obatan yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperiukan
selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fesilitas rujukan.
8.
DARAH, Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membantu transfusi darah apabila
terjadi perdarahan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Kegawatdaruratan
dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang
terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamtkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
Penanganan
kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim medis yang
menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang
terlatih untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan.
Prinsip umum penanganan
kasus kegawatdaruratan
a. Pastikan jalan napas bebas
b. Pemberian oksigen
c. Pemberian cairan intravena
d. Pemberian tranfusi darah
e. Pasang kateter kandung kemih
f. Pemberian antibiotika
g. Obat pengurang rasa nyeri
h. Penanganan masalah utama
i. Rujukan
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
North-Western Nigeria: maternal and fetal outcome. Nigerian Medical
Practitioner. 2006;49(3):54–55.
Waspodo, dkk..
2005. Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri neonatal Esensial
Dasar. Jakarta : Depkes RI.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I .
EGC : Jakarta.
Aliyah Anna, dkk. 1997,
Resusitasi Neonatal, Perkumpulan perinatologi Indonesia
(Perinasia): Jakarta.
Allen Carol Vestal, 1998, Memahami Proses
Keperawatan, EGC : Jakarta.
Aminullah Asril,1994, Ilmu
Kebidanan, Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar